TERIMA KASIH KUNJUNGAN ANDA DI WEBSITE PONDOK PESANTREN MODERN DARUL FALAH ENREKANG >>>> THANKS FOR YOUR VISITING ON DARUL FALAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL WEBSITE

Minggu, 27 Mei 2012

Pendidikan Karakter Dan Kelulusan Ujian Nasional

Alhamdulillah, seluruh siswa di sekolah kami lulus 100%. Lontaran kalimat kesyukuran yang sering terdengar beberapa hari terakhir ini. Kelulusan mereka rayakan dengan coret-coret baju kemudian berkeliling kota dengan mengendarai sepeda motor tanpa mengindahlan aturan lalu lintas dan ketertiban umum. Banyak diantara mereka para siswa , bahkan gurunya sangat bangga dengan perolehan nilai mereka yang tinggi, jauh melambung dari nilai yang bisa mewakili kompetensi sebenarnya. Yaa, ... masih banyak yang harus dibenahi terkait dengan pendidikan disekitar kita sendiri. Dengan memperbaiki dilingkungan terdekat dari masing-masing orang akhirnya terkondisi lingkungan serentak dan meluas ke arah perbaikan. Saat ini pembenahan sistem terutama terkait dengan pembentukan karakter siswa memang perlu terus dipacu supaya tidak kalah dengan gelombang dan arus globalisasi, informasi komunikasi dan berbagai gadget serta perangkat keras yang demikian canggih. Pencapaian nilai kognitif dari nilai akhir memang tinggi, tetapi nilai afektif, konatif dan psikomotorik belum sesuai harapan.
Ketimpangan kompetensi/realita sebenarnya dengan NUN atau perbandingan NS dan NUN menggambarkan belum ada kepercayaan diri dari siswa untuk mengerjakan UN dengan jujur. Kabar beredar setiap malam hari menjelang Un besoknya diujikan mereka sudah siap dengan HP untuk menerima sebaran kunci jawaban ! Perlu barangkali sosialisasi melalui simulasi sistem penilaian NS dan NUN yang akhirnya menjadi NA kaitannya dengan kriteria kelulusan yang tidak lagi sesulit 2 tahun lalu sehingga bisa di dorong kepercayaan dari pihak sekolah (Guru & Pegawai) serta anak didik untuk lebih percaya diri sehingga ikhlas untuk jujur mengerjakan UN sesuai yang tertulis di Lembar Jawaban Komputer saat ujian. Tetapi masih terselip rasa kesyukuran karena masih ada beberapa siswa yang percaya diri untuk mengerjakan soal ujian dengan jujur, berarti masih membentang harapan generasi mendatang yang akhlak, berbudi pekerti yang baik.
Menurut T. Ramli, dalam buku Pembelajaran Konstekstual Dalam Membangun Karakter Siswa, Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Pendidikan karakter juga harus berpijak pada karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai-nilai universal (bersifat absolut) sebagai pengejawantahan nilai-nilai agama yang biasa disebut the golden rule. Menurut pada ahli psikologi beberapa nilai-nilai karakter dasar tersebut adalah ;  cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, pantang menyerah, keadilan kepemimpinan, baik, rendah hati, toleransi, cinta damai dan cinta persatuan.
Dan grand design yang dikembangkan Kemendiknas, secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyaralat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Mudah-mudahan pendidikan ke depan semakin baik dan menghasilkan generasi berkarakter.

Tidak ada komentar: