TERIMA KASIH KUNJUNGAN ANDA DI WEBSITE PONDOK PESANTREN MODERN DARUL FALAH ENREKANG >>>> THANKS FOR YOUR VISITING ON DARUL FALAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL WEBSITE

Kamis, 19 Agustus 2010

"Dokumen Penting Yang Tercecer"

Sebuah cerita nonfiksi kejadian hari ini saya tuliskan sebagai peringatan bagi diri, orang lain yang kebetulan membaca cerita singkat berikut. Barangkali kejadian ini sudah terjadi ditempat lain sehingga saling umpan informasi akan menjadikan kita bisa mengambil tindakan antisipatif mewaspadai situasi selagi kita menjalankan tugas sehari-hari. Prinsipnya 'kita harus positip thinking dan tetap berhati-hati' dalam bertindak dan menjalankan kegiatan keseharian kita sesuai aturan dan norma yang berlaku, utamanya aturan agama. cerita nonfiksi pendek dituliskan dengan maksud salah satu dari sekian banyak dialog penipuan oleh pelaku bisa kita bersama ketahui sekaligus melatih penulis dalam merangkai sebuah kalimat dialog dalam sebuah cerita.

Bagian I

Aktivitas sebagian besar santri di Pesantren Modern Darul Falah Enrekang setiap ba'da subuh adalah jalan-jalan pagi mengitari jalan depan pondok memutar melalui belakang pondok dan kembali masuk yang berjarak sekitar 1 km atau kadang menempuh jalur ke jembatan lama bahkan jembatan baru. Sepulang dari Masjid seringkali saya mampir kantor, untuk sekedar mempersiapkan apa-apa yang akan saya kerjakan hari ini, atau membuat tulisan-tulisan atau artikel yang menjadi bahan postingan ke 3 blog saya.
Sepulang dari kantor dalam perjalanan di dalam kampus saya dengar pembicaran santri putri tentang ditemukannya cek yang besar nilainya tapi saya kurang menghiraukan, biasa ... celoteh santri. Tapi rupanya memang benar faktanya karena tidak lama kemudian seorang pembina putri kirim sms yang mengabarkan hal tersebut. Saya pastikan informasi dengan menelepon pembina putri tersebut dan dia membenarkan adanya penemuan.
Setelah saya lihat temuan amplop terdapat didalamnya selembar SIUP-Besar (Surat Ijiin Usaha Perdagangan) Besar dikeluarkan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Pemerintah Propinsi Daerah Jawa Timur, atas nama PT. MICO GRAHA PAVINDO dengan alamat Jl. Kertajaya Indah Timur 14 C-9 a.n. Ir. SULAKSONO TRI SARDJONO kemudian selembar Surat Keterangan Tanah dari BPN Manokwari serta selembar cek BCA sebesar 2.700.000.000,- (2,7 Milyar). Disaksikan Pembina putri dan para santri putri, didorong kewajiban bahwa barang temuan harus dikembalikan ke pemiliknya serta rasa kasihan karena lembaran tersebut tentu sangat berharga sekali, kami saya coba menghubungi pemilik yang kebetulan nomor ponselnya tertera di SIUP dengan tanpa sedikitpun ada prasangka buruk dan murni berniat menolong (apalagi khan lagi puasa...sedangkan bukan puasa keseharian kita harus terus 'berjuang keras' untuk jujur).
"Assalamu'alakum, Apakah betul ini Bapak Ir. Sulaksono?, apakah anda kehilangan amplop Pak ?, tanya saya menanyakan nama dan perihal amplop.
"Oh, ya pak..kami sedang dalam kepentingan bisnis di sulawesi mencari daerah pemasaran dan tercecer dokumen penting kami dalam amplop, ada SIUP..Surat Keterangan Tanah dan Cek. Apakah masih lengkap Pak ?' sambut Ir. Sulaksono
"Ya, Pak ! masih lengkap ketiganya disini" jawab saya lebih yakin karena Ir. Sulaksono pas menyebutkan barangnya yang hilang dengan tepat !
"Kalau bisa minta tolong amplop tersebut Pak dikirim lewat TIKI atau POS besok ke alamat yang tertera di SIUP, hari ini kami siap kirim kompensasinya"usul Ir. Sulaksono
Tanpa rasa curiga dan terfikir 'kompensasi' bisa dimanfaatkan untuk Pondok muncul ide mengarahkan kepada Ir. Sulaksono untuk memberikan Infaq atau shadaqahnya.
"Begini Pak, kebetulan kami bersama santri yang berjumlah 200-an orang,ada kegiatan berbuka puasa bersama, jadi kalau bapak berkenan kerelaannya memberikan infaq/shadaqah untuk kegiatan tersebut" jawab saya sambil membayangkan santri berbuka bersama.
Saat teringat sebelum telpon saya sempat cek pulsa HP saya tinggal sedikit, terpikir jangan sampai terputus pembicaraan kami tawarkan Ir. Sulaksono untuk kembali menghubungi kami kembali dan handphone saya matikan.

Bagian II

Bergerombol santri di pondok bagian depan mengisi waktu bercerita sesudah kerja bakti sambil nonton santri lain main bola volley. Sambil menunggu call dari Ir. Sulaksono saya berjalan-jalan ke bagian depan Pondok, cerita dengan santri dan ustadz lainnya sambil memperlihatkan amplop tersebut, sudah ada kecurigaan awal kenapa musim jalanan basah karena hujan amplopnya kering bersih ?
"Ada plastik pembungkusnya tadi pak", salah satu santri putri yang duduk menjawab.
Karena tidak ada panggilan saya kembali ke rumah untuk bermain dengan anak-anak di rumah. Dan ponsel berbunyi tanda panggilan, saya lihat dari nomor dengan pemilik Ir. Sulaksono.
"Hallo, Assalamu'alaikum", sambut saya
"Walaikum salam. Begini Pak, terkait temuan amplop kebijakan dari kantor kami akan kirimkan kompensasinya sekaligus membantu pondok Bapak sekitar 7,5 juta. Uang akan kami kirimkan hari ini dan besok tolong kirim dokumennya Pak" jawab Ir. Sulaksono
"Saya perjelas disini ya Pak, ini kami berniat menolong mengembalikan milik Bapak jadi kami harapkan keikhasan dan bapak tidak merasa diperas oleh kami", sambut saya dengan kuatir jangan sampai niat baik kami dipersepsikan ambil keuntungan dengan memeras.
"Tidak Pak, ini murni kebijakan Perusahaan. Jadi tolong no. rekening kalau bisa dikirimkan hari ini, supaya kami segera bisa mengirim", jawab Ir. Sulaksono
"Terima kasih sebelumnya Pak, InsyaAllah bantuan Bapak kami manfaatkan seluruhnya untuk kegiatan Pondok", saya meyakinkan Ir. Sulaksono yang akan memberikan shadaqahnya atas nama perusahaan.
Dengan sedikit harapan dan wujud tanggungjawab sebagai pimpinan terhadap pondok ingin menyenangkan santri dengan lebih melipatgandakan layanan gizi santri saya kirim lewat sms no. rekening pribadi keluarga yang paling sedikit saldonya.
Setelah terkirim, saya nalar dan mengingat dari berbagai aspeknya, dan ...
  1. kenapa ya .. orang kehilangan surat berharga yang bernilai tinggi bicaranya tenang sekali, sopan dan sangat 'prosedural', biasanya khan panik..dan sepertinya saya ingat cara bicaranya ( 3 kali kejadian serupa dengan modus lewat telepon kantor)
  2. cerobohnya menyimpan surat berharga, apalagi ada cek Bank BCA padahal di sulsel, sepenglihatan saya dan khususnya enrekang tidak ada Bank BCA !! apalagi dengan nilai yang sedemikian besarnya
  3. dokumen-dokumen tersebut sepertinya tercetak pada lembar kertas HVS 70 gram, dengan kualitas kurang baik padahal biasanya kertas berharga pada kertas tebal dan tercetak dengan kualitas baik.
  4. Pesantren seringkali mendapat tawaran bantuan yang mengatasnamakan pejabat, tetapi sejauh ini berhasil di hindari...apakah minta nomor rek dalam peristiwa ini juga penipuan lagi ?
Karena curiga saya langsung ke kantor, buka Laptop dan online Internet. Tanya kepada Mbah Google dengan mengetik PT. MICO GRAHA PAVINDO, lalu enter !! Masya'Allah, banyak berita penipuan mengatasnamakan PT. MICO GRAHA PAVINDO tersebar di seluruh Indonesia dengan modus seperti ini di Internet. Waah harus ambil tindakan cepat dan baru teringat pula no. rek yang terkirim adalah no. rek gaji PNS ku. Saya ambil kunci motor langsung start ke BNI untuk cek lewat ATM ! saldo akhir utuh, mungkin Ir. Sulaksono dan Timnya belum sempat ambil.
Balik ke kantor saya buka blog dan sempat saya buat 1 postingan di ppmdarulfalahenrekang.blogspot.com dengan judul 'penipuan dengan modus baru di Enrekang' dan selesai setengah matang beritanya. Sudah menunjukkan pukul 11, waktunya jemput istri pulang kerja di Depag.

Bagian III

Ba'da Jum'atan, langsung ambil tindakan preventif ke Bank Sulsel/BPD dan menutup no. rek gaji lama dan membuka no. rek gaji baru di pelayanan diketahui bagian bendahara gaji daerah yang berada Bank Sulsel. Dan selesai dalam waktu singkat serta petugas menjelaskan gaji bulan berikut otomatis masuk ke rekening baru. Alhamdulillah hari ini saya mendapatkan ilmu lagi melalui peristiwa ini.
Terakhir, sempat saya sms ke "Ir. Sulaksono" supaya jangan melakukan penipuan lagi karena akan merugikan diri sendiri (untuk sesaat saja untung), merugikan keluarga dan masyarakat. Dan saya tambahai kalimat sms saya, supaya 'Ir Sulaksono hati-hati kalau menyeberang karena sudah ada yang menunggu'. Amin
Ponselku berbunyi Ir. Sulaksono bertanya" apa maksud sms kita Pak ?", suara dari seberang menanyakan sambil bergetar. Rupanya ada rasa kekuatiran juga dengan sms terakhir saya. Saya jelaskan kembali agar jangan menipu karena itu perbuatan dosa, mungkin jangka pendek Bapak menikmatinya tetapi hari kedepan tersiksa anda. Handphone diseberang ditutup dan berakhir juga cerita ini.
Saya kembali buka blog dan cerita nonfiksi ini saya rubah judul cerita nonfiksi menjadi " Dokumen Penting Yang Tercecer"
Alhamdulillah

Cerita berakhir.

Tidak ada komentar: