TERIMA KASIH KUNJUNGAN ANDA DI WEBSITE PONDOK PESANTREN MODERN DARUL FALAH ENREKANG >>>> THANKS FOR YOUR VISITING ON DARUL FALAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL WEBSITE

Senin, 10 Juni 2013

Catatan Perjalanan 03"Belajar Speaking Di Kampung Inggris 2013"



Begini Rasanya Naik Kapal Laut                                          

Pagi hari kami terbangun dengungan azan subuh di kapal. Bergegas kami membersihkan muka, berwudhu dan menaiki tangga naik ke dek atas bagian belakang dimana mushola kapal berada. Cuaca cukup dingin dan tiupan angin buritan kapal disertai sedikit air menerpa muka dan badan kami. Ombak yang tidak seberapa besar silih berganti menghantam buritan kapal suara laut yang baru pertama kali saya rasakan menambah suasana semakin dingin. 

Arah kiblat di mushola diatur menyerong 45O dari arah kapal sebab kapal dalam posisi mring ke arah barat daya dan tampak penuh jamaah shalat subuh. Barangkali tidak mau melewatkan momen ibadah di duasana perjalanan laut yang menggetarkan. Menggetarkan karena di dekiliking kapal yang ada hanya air, air, air dan air. Tidak na,pak kapal lainnya, daratan ataupun burung terbang. Barangkali terlalu jauh dari daratan sehingga burungpun tidak nampak.
Seusai shalat diantara kami ada yang  masih tidur karena kelelahan dan ada pula yang berjalan menyusuri kapal untuk melihat keindahan di atas kapal. Ombak yang begitu besar membuat kepala kami terasa sakit. Bagi sebagian kecil dari kami yang pernah naik kapal laut dikatakan ombaknya kecil dan tenag tetapi bagi kami yang belum terbiasa goyangan kceil akibat ombak cukup membuat kami limbung dan pusing. Sempat kaget juga dalam perjalanan awal ibu pembina kami sakit, dan bahkan sempat mual mual. Tapi kami berusaha untuk memijat dan mengurutnya hingga rasa pusing yang diderita pun bisa hilang. Sarapan pagi kami masih menghabiskan bekal dari enrekang yang masih dalam kondisi bagus. 

Dan saat makan siang sebagian masih makan bekal dan sebagian mulai menyiran mie dari mie gelas dengan beragam merk dan rasa. Bahkan sebagian dari kami telah mengambil jatah makan dari kamapal dengan nasi, sayur dan ikan sepotong yang kemudian ditambah sambal goreng tahu, tempe untuk menambah citarasanya. Tak berapa lama kemudian seorang penjual rujak datang untuk menjajakan barang dagangannya karena tergiur dengan rujak itu kami pun membelinya dan tak peduli berapa pun harganya, karena kami membeli  banyak, akhirnya kami pun mendapatkan 1  gratisan Rujak.
Selama hampir sehari itu pekerjaan kami hanya tertidur dan bangun saat waktu makan tiba sampai pada pukul 16.00. Kami bergegas untuk membersihkan badan yang begitu penuh dengan keringat alias mandi sore. Dan kami pun sempat membeli es lilin. Pada awalnya kami mengira bahwa harga es itu hanya Rp.500 tetapi dugaan kami itu salah bahkan es lilin itu seharga Rp 2.000/ biji. Yah mau tak mau kami pun harus tetap membayarnya kami sudah mengambilnya dan memankanya. Namun itu juga meruapakan pelajaran bagi kami agar sebelum membeli makanan sebaiknya harganya ditanyakan dulu dengan penjualnya agar tidak timbul rasa penyesalan dibelakang
       
Di sore hari kami pun menghilangkan rasa jenuh dengan berjalan jalan di atas kapal untuk melihat keindahan laut di atas kapal. Dan berfoto foto dengan teman teman dan pembina, kami menyempatkan untuk berfoto dengan seorang kakak yang ternyata akan pergi dengan tujuan yang sama dengan kami tetapi beda study meraka kursus bahasa mandarin sedangkan kami language english. Saking asyiknya berjalan jalan dan berfoto kami tak menyadari bahwa waktu untuk mengambil makanan pun telah habis, kami sempat menyesal karena kehilangan kesempatan untuk mengambil makanan tapi semua itu telah terbayarkan dengan keindahan laut yang telah kami saksikan. 

Sampai akhirnya kami pun memutuskan untuk melaksanakan ibadah shalat di masjid secara berjamaah. Setelah shalat kami pun pulang ke tempat kami dan mengambil pop mie untuk kemudian di siram dan  digunakan makan malam bersama teman teman. Tak terasa  malam ini adalah malam terakhir kami di atas kapal sebab pada pukul 01.00 nanti kami sudah sampai di pelabuhan Tanjung Perak. Kesempatan inipun kam manfaatkan dengan berjalan-jalan di buritan dan di atas kapal untuk berfoto ria dengan teman-teman dan guru pembina kami. Barangkali ust adi sudah terbiasa naik kapal laut sehingga tidak tertarik jalan-jalan terus dan berfoto di kapal. Bagi kami inilah pengalaman pertama kali naik kapal yang begitu besar bersama ribuan orang lain, yaa... KM Lambelu.

Oh, yaa..untuk urusan mandi kami tidak repot sebab toilet putra berada di samping ruang yang khusus ditempati santri putri. Tempat santri putri memang spesial sebab dalam satu ruang tersebut hany ditempat santri putri dari daruil Falah yang tidak bercampur dengan penumpang lain. Sedangkan tempat putra harus melewati satu pintu bertetangga dengan ruang putri yang bercampur dengan penumpang lainnya. Toilet Putra dan Putri saling berhadapan pintu masuknya. Bagi kami santri putra kadangkala hal ni yang membuat kami malu dan kikuk kalau mau mandi sebab harus melalui ruangan putri. Maluuu..deeh. Biasa kami mengajak teman kalau ada keperluan atau hajat yang menghariuskan kami ke toilet. Belum pede broo..tetapi ada juga satu dua teman kami yang begitu pedenya lalu lalang melalui santri putri, caper kali..
Lain lagi cerita Ust Adi yang tidak perbah mandi di toilet  kelas ekonomi. Kalau mau mandi cukup bawa tas plastik isi perlengkapan dan pakaian bersih dilipat sekan-akan membawa barang penting lantas ust adi pergi naik ke dec 5 untuk mandi di ruang kelas. Ust. Adi cerita bahwa kamar mandi dikelas terjaga bersih dan tidak bau smeentara toilet kelas ekonomi kurang begitu terawat dan bau. Tetapi kam kurang berani mencobanya sebab takut kalau tertangkap.
Kami pun menunggu lagi hingga beberapa jam untuk sampai di pelabuhan. Sambil menunggu kami pun melakukan beres beres barang dan bercrita sambil bercanda. Tapi ada juga diantara kami yang tertidur karena beranggapan bahwa dengan tidur maka waktu untuk  menunggu semakin tak terasa. Yah ini adalah kedua kalinya kami menunggu tapi menunggu namun kali ini berbeda dengan menunggu pertama, sebab kami menunggu diatas kapal sambil baring dengan tidak menggunakan alas tikar lagi tetapi berbaring di atas matress.
Sebagian besar dari kami tertidur, dan kami terbangun saat ustadz adi membangunkan dan jam menunjukkan pukul 12.00 malam. Selanjutnya kami bersiap-siap, cuci muka merapikan sebagian barang yang belum dikemasi dan saat informasi dari kapal mengumumkan kapal merapat 30 menit lagi, kami bersama-sama beriringan meninggalkan dec 2 kapal untuk naik ke dek 5 mendekati tangga penurunan penumpang.

Dengan tetap memeprtahankan kekompakan kami menempel di dinding kapal berbaris sambil memanggul tas rangsel masing-masing. Di depan, ust adi memimpin rombongan, dibantu Akram, Arifin, Makbul selanjutnay deretan kelompok santri putri didampingi ust andina dan disambung oleh rombongan pelindung putra di pimpin ust Misran di belakang.

Indah pemandangan malam pelabuhan tanjung perak surabaya, akhirnya kami akan menginjakkan kaki di daratan pulau jawa. Lebih luas rasanya cakrawal dunia yang kami lihat, selama ini kami hanya terpaku di seputar bumi massenrempulu tercinta, sekarang kami keluar kandang untuk mengejar pengalaman dan pengetahuan demi masa depan. Dengan tegas petugas ABK khusus di pintu penurunan menjaga, kemudian begitu tangga kapal menapak di pantai pelabuhan nampak petugas pelabuhan dan ABK pengganti menaiki duluan ke atas. Kami menepi untuk memberi jalan bagi mereka. Dan selanjutnay kami satu persatu menuruni anak tangga satu persatu dengan hati-hati. Anak tangga kapal terbuat dari baja sehingga kami ekstra hati-hati menapakinya.

Begitu menginjakkan kaki di pelabuhan, kami tetap mempertahan kan posisi barisan dua dua. Rombongan kami gampang dikenali sebab kami dinstruksikan untuk memakai jas pengurus OSDF berwarna hitam dengan logo darul falah di dada kanan. Sekitar  300 meter kami masih harus berjalan keluar dari pelabuhan menuju ke Bus Pariwisata Indosentosa berwarana biru yang menunggu kami sejak jam 10 malam. Kami masuk ke Bus diatur dimana Ust Adi, Ust Misran dans Ismail duduk di depan berdekatan dengan Sopir dan Pendamping Sopir yang bernama Pak Jumadi. Santri Putri mengisi bagian depan tengah dan santri laki-laki memenuhi ruang di belakang.

Tidak ada komentar: